Sabtu, 26 Mei 2012

CERITA KPJ (kelompok pengamen jalanan)


Awal Mula menjadi KPJ 

Jakarta 1970-1982. Kala itu lokasi ngamen di Jakarta cuma ada dua, yakni di Pasar Kaget (dulu terletak di sebelah Taman Martha Tiahahu) dan di Pecenongan.


Tempat ngamen yang cuma dua lokasi itu pun, dikuasai oleh para preman yang memalak (memeras) tiap pengamen Rp4.000 per hari. Menurut Anto, angka Rp4.000 bukanlah bilangan kecil untuk kelas pengamen saat itu.
Oleh karena itu, didorong oleh keinginan terbebas dari pemerasan para preman, para pengamen bersatu membentuk organisasi bernama KPJ. Merasa sudah bersatu, akhirnya anggota KPJ pun melawan dan menolak untuk memberi upeti kepada para preman. Puncaknya, terjadilah perang masal antara anggota KPJ melawan preman yang dimenangi oleh anak-anak KPJ.
"Peperangan" itu sendiri, masih menurut Anto, bukanlah tujuan utama pembentukan KPJ. "Perang", bagi anak-anak KPJ hanyalah sebuah bentuk perlawanan terhadap penindasan.
Tujuan pokoknya adalah, menyatukan visi dan mengadakan pembinaan kreativitas para anggotanya. Atau dalam bahasa Yoyik Lembayung, penyair dan pemusik yang pernah menjadi Ketua KPJ periode 1982-1983, spirit dibentuknya KPJ adalah agar para penyanyi jalanan itu tak hanyut dalam rutinitas. Malam ngamen, siang tidur. "Kita ingin teman-teman punya waktu untuk kumpul, berdiskusi, membuat lagu bersama. Kira-kira, kita ingin punya iklim workshop. Dari sana kemudian muncul berbagai gagasan. Bikin Pentas Musik Kaki Lima, Aksi Ngamen, dan seterusnya," ujar Yoyik.
Munculnya KPJ Jakarta, imbuh Yoyik, akhirnya menjadi inspirasi terbentuknya KPJ di daerah. Satu demi satu KPJ di daerah muncul. Mulai dari Bogor, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan meluas ke luar Jawa. Kini, jumlah anggota KPJ mulai dari Aceh hingga Palu mendekati angka 100.000 orang. Jumlah massa yang besar inilah yang suka bikin ngiler para politikus, terutama saat musim kampanye seperti Pemilu Wakil Rakyat maupun Pemilu presiden tahun lalu. Untungnya, kata Anto, anak-anak KPJ sudah memiliki kesadaran bahwa mereka tak mau dijadikan alat. Jadi, jika pemilu kemarin ada politikus yang memberikan bantuan alat sound-system, tak berarti anak-anak KPJ akan memilihnya.
* * *
Ngamen, mbarang, adalah sebuah terminologi yang menunjuk pada sebuah profesi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan imbalan dengan menyanyi, baca puisi, main musik, menari, dan seterusnya. Mereka bergerak bisa dari rumah ke rumah, warung ke warung, di dalam bus, dan sebagainya.



Ada empat motivasi mengapa seseorang ngamen, ucap Anto Baret. Yang pertama adalah untuk karier, kemudian untuk batu loncatan, iseng, dan profesi.
Mereka yang ngamen untuk karier, lanjut Anto, adalah pengamen yang datang dari daerah dengan membawa serta karya-karya sendiri. Malam ngamen, siangnya menawarkan karya-karyanya ke produser. Untuk jenis yang ini, beberapa nama telah muncul. Sebutlah, Kuntet Mangkulangit, Younky RM, John Dayat, dan lain-lain.
Adapun ngamen sebagai batu loncatan menurut Anto, adalah mereka yang datang dari daerah ke Jakarta untuk mencari kerja. Sebelum mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan, untuk mengisi perut mereka mengamen. Malam ngamen, siangnya memasukkan lamaran ke perusahaan.
Sedangkan mereka yang ngamen karena iseng biasanya anak-anak sekolah atau mahasiswa untuk mengisi waktu luang atau sekedar mencari "uang rokok".
Jenis keempat, adalah mereka yang menggantungkan hidup sepenuhnya dari ngamen. Misalnya, bapak-bapak yang ngamen dengan sitar, dan seterusnya.
Nah, empat jenis pengamen itulah yang dari dulu hingga kini berkumpul di KPJ yang bermarkas di Bulungan, tepatnya di area Gelanggang Remaja Jakarta Selatan.
Pembinaan, itulah substansi didirikannya KPJ. Maklumlah, di dalamnya berkumpul orang-orang yang biasa bergerak di jalanan yang identik dengan hidup bebas dan keras.
Itulah soal, Anto Baret tak setuju kalau yang dibina cuma yang identitasnya jelas saja (anak-anak sekolah, mahasiswa, misalnya). "Justru yang gak jelas itulah yang sangat perlu dibina. Logikanya, anak yang hidup bersama orang tuanya saja bisa nakal, apalagi mereka yang jauh dari pengawasan orang tua. Kalau gak dibina bisa liar," papar Anto.
Maka, KPJ pun kemudian membuat tatanan pembinaan budi pekerti dan sopan santun. Hasilnya, jika Anda datang ke Bulungan, maka tradisi bersalaman jika berjumpa dan berpisah dengan seorang kawan adalah hal yang lumrah terjadi.
Kata Anto, hidup di jalanan yang keras itu harus rukun, karena mereka adalah senasib. Adapun bersalaman, adalah upaya untuk selalu menyambung tali silaturahmi dan perwujudan rasa syukur. "Syukur kita diberi kesehatan, syukur masih bisa bertemu," terang Anto.
Di samping itu, bersalaman juga dipercaya oleh orang-orang KPJ bisa menimbulkan kedekatan psikologis antar anggota KPJ. Tentu, di luar bersalaman, ada juga etik lain yang dibangun. Misalnya, mereka yang lebih tua harus siap menjadi kakak bagi yang lebih muda. Mereka yang skill musiknya bagus, mesti mau mengajari kepada mereka yang masih belajar. Kemudian, untuk menambah wawasan, KPJ juga mewajibkan anggota-anggotanya untuk membaca koran. "Kalau ada yang nggak ngerti dengan isi berita, kita bicarakan.
* * *
Tahun 1987, terbetiklah ide untuk menjadikan jalanan bukan hanya sebagai media ekspresi, tetapi juga media bisnis. Mulailah mereka mendirikan agen minuman ringan, agen es balok, buka warung ayam bakar Gantari. "Yang penting tidak merugikan orang lain," tegas Anto tentang media bisnis yang dikelola KPJ.
Sedangkan untuk media ekspresi, KPJ membuat agenda acara berupa pertemuan seminggu sekali untuk berdiskusi, menggelar panggung terbuka tiap ultah KPJ dan peringatan 17 Agustus. Media ekspresi yang paling belakangan, adalah pendirian warung apresiasi atau biasa disebut Wapress sekitar tiga tahun lalu. Di Wapress inilah, tiap malam warga KPJ maupun seniman dari luar komunitas KPJ berekspresi dalam bidang kesenian. Mulai seni musik, tari, teater, sastra, wayang, gambus.
Soal Wapress ini Anto Baret berkomentar, "Wapress bukanlah warung untuk mencari untung. Tujuan utamanya adalah sebagai media ekspresi siapa saja yang mampir di warung ini. Anda gak bakal diusir meski dari buka (jam 18.00 WIB) sampai tutup (00.00 WIB) cuma memesan satu gelas kopi."
Hari berganti bulan dan tahun, dua media itu ternyata berkembang pesat. Agar roda organisasi dapat berjalan lancar dan seminimal mungkin menghadapi persoalan, maka dibuatlah beberapa peraturan yang oleh Anto Baret disebut sebagai Tiga Larangan. Larangan pertama, tidak boleh melakukan tindak kriminal. Kedua, tidak boleh ribut sesama teman. Ketiga, tidak boleh nyuntik (narkoba).
Sebagai organisasi yang mengayomi "anak-anak jalanan", tentu saja KPJ juga memperhatikan mereka yang tidak berminat di bidang musik.
Nah, mereka yang tertarik di bidang olah raga pun diperhatikan oleh KPJ. Maka berdirilah Bulungan Boxing Camp, sebuah sasana tinju yang sudah mengantarkan Untung Ortega sebagai juara PABA di tahun 2004. Di samping itu, ada juga kelompok petarung jalanan yang beberapa waktu lalu disertakan dalam arena pertarungan bebas di sebuah televisi swasta.

KPJ, memang cuma organisasi "anak-anak jalanan" yang rancangan program kerjanya secara administratif amat jauh dari organisasi-organisasi dengan nama-nama mentereng. Tapi siapa sangka, dengan kepolosan dan ketulusan para anggotanya, organisasi dengan anggota puluhan ribu orang itu bisa berjalan hingga 23 tahun.
Barangkali, lantaran mereka tak disibukkan oleh cita-cita yang muluk-muluk. Cukup dengan empat motto, "Pikirkan, rasakan, ucapkan, kerjakan", roda organisasi mereka menggelinding. Hingga kini.

Dari : http://kelompokpenyanyijalanan.blogspot.com/2008/02/awal-mula-menjadi-kpj.html

Selasa, 15 Mei 2012

BIOGRAFI KECIL HABIB LUTHFI BIN YAHYA

(Maulana Al Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya)
Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya dilahirkan di Pekalongan Jawa Tengah pada hari Senin, pagi tanggal 27 Rajab tahun 1367 H. Bertepatan tanggal 10 November, tahun 1947 M. Dilahirkan dari seorang syarifah, yang memiliki nama dan nasab: sayidah al Karimah as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sasyid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Bâ Alawi.

NASAB BELIAU :
Al Habib Muhammad Luthfi bin Sayid Ali al Ghalib bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar Bin Sayid Thaha sahibur ratib (yang menyusun ratib Kubro) bin Sayid Muhammad bin Sayid Thaha bin Sayid Hasan bin Sayid Syekh bin Sayid Ahmad bin Sayid Yahya bin Sayid Hasan bin Sayid ‘Ali bin Sayid Muhammad Faqih Muqadam bin Sayid ‘Alawi bin Sayid ‘Ali bin Sayid Muhammad Sahib Marbath bin Sayid Khala ‘Ali Qasam bin Sayid ‘Alawi bin Sayid Muhammad bin Sayid Muhammad an Naqib bin Sayid ‘Isa an Naqib bin Sayid Ahmad al Muhajir bin Sayid Abdullah bin Sayid ‘Alawi bin Sayid ‘Ali al ‘Uraidhi bin Sayid Ja’far Shadiq bin Sayid Muhammad al Baqir bin Sayid ‘Ali Zainal Abidin bin Sayid Imam Husain as Sibthi bin Sayidatina Fathimah az Zahra binti Sayidina Muhammad Saw.

Masa Pendidikan
Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi diterima dari ayahanda al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib. Selanjutnya beliau belajar di Madrasah Salafiah. Guru-guru beliau di Madrasah itu diantaranya:
• Al Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas
• Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya (paman beliau sendiri)
• Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al ‘Athas Bâ ‘Alawi
• Sayid ‘Al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Beliau belajar di madrasah tersebut selama tiga tahun.

Perjalanan Ilmiah
Selanjutnya pada tahun 1959 M, beliau melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan dinegara lainnya. Beliau menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.
Dari Guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan beliau juga mendapat ijazah untuk membai’at.

Silsilah Thariqah dan Baiat:
Al Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Yahya mengambil thariqah dan hirqah Muhammadiah dari para tokoh ulama. Dari guru-gurunya beliau mendapat ijazah untuk membaiat dan menjadi mursyid. Diantara guru-gurunya itu adalah:
Thariqah Naqsyabandiah Khalidiyah dan Syadziliah al ‘Aliah
Dari Al Hafidz al Muhadits al Mufasir al Musnid al Alim al Alamah Ghauts az Zaman Sayidi Syekh Muhammad Ash’ad Abd Malik bin Qutb al Kabir al Imam al Alamah Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid
• Sanad Naqsyabandiayah al Khalidiyah:
Sayidi Syekh ash’ad Abd Malik dari bapaknya Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid dari Quth al Kabir Sayid Salaman Zuhdi dari Qutb al Arif Sulaiman al Quraimi dari Qutb al Arif Sayid Abdullah Afandi dari Qutb al Ghauts al Jami’ al Mujadid Maulana Muhammad Khalid sampai pada Qutb al Ghauts al Jami’ Sayidi Syah Muhammad Baha’udin an Naqsyabandi al Hasni.

• Syadziliyah :
Dari Sayidi Syekh Muhammad Ash’Ad Abd Malik dari al Alim al al Alamah Ahmad an Nahrawi al Maki dari Mufti Mekah-Madinah al Kabir Sayid Shalih al Hanafi ra.

Thariqah al ‘Alawiya al ‘Idrusyiah al ‘Atha’iyah al Hadadiah dan Yahyawiyah:
• Dari al Alim al Alamah Qutb al Kabir al Habib ‘Ali bin Husain al ‘Athas.
• Afrad Zamanihi Akabir Aulia al Alamah al habib Hasan bin Qutb al Ghauts Mufti al kabir al habib al Iamam ‘Utsman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya Bâ ‘Alawi.
• Al Ustadz al kabir al Muhadits al Musnid Sayidi al Al Alamah al Habib Abdullah bin Abd Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bâ ‘Alawi.
• Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Ali bin Sayid Al Qutb Al Al Alamah Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
• Al Alim al Arif billah al Habib Hasan bin Salim al ‘Athas Singapura.
• Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Umar bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim Bâ ‘Alawi.
Dari guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah dan ijazah untuk baiat, talqin dzikir khas dan ‘Am.
Thariqah Al Qadiriyah an Naqsyabandiyah:
• Dari Al Alim al Alamah tabahur dalam Ilmu syaria’at, thariqah, hakikat dan tashawuf Sayidi al Imam ‘Ali bin Umar bin Idrus bin Zain bin Qutb al Ghauts al Habib ‘Alawi Bâfaqih Bâ ‘Alawi Negara Bali. Sayid Ali bin Umar dari Al Alim al Alamah Auhad Akabir Ulama Sayidi Syekh Ahmad Khalil bin Abd Lathif Bangkalan. ra.
Dari kedua gurunya itu, al Habib Muhammad Luthfi mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah, talqin dzikir dan ijazah untuk bai’at talqin.

Jami’uthuruq (semua thariqat) dengan sanad dan silsilahnya:
Al Imam al Alim al Alamah al Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syekh Muhammad al Maliki bin Imam Sayid Mufti al Haramain ‘Alawi bin Abas al Maliki al Hasni al Husaini Mekah.
Dari beliau, Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah mursyid, hirqah, talqin dzikir, bai’at khas, dan ‘Am, kitab-kitab karangan syekh Maliki, wirid-wirid, hizib-hizib, kitab-kitab hadis dan sanadnya.

Thariqah Tijaniah:
• Al Alim al Alamah Akabir Aulia al Kiram ra’su al Muhibin Ahli bait Sayidi Sa’id bin Armiya Giren Tegal. Kiyai Sa’id menerima dari dua gurunya; pertama Syekh’Ali bin Abu Bakar Bâsalamah. Syekh Ali bin Abu Bakar Bâsalamah menerima dari Sayid ‘Alawi al Maliki. Kedua Syekh Sa’id menerima langsung dari Sayid ‘Alawi al Maliki.
Dari Syekh Sa’id bin Armiya itu Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah, talqin dzikir, dan menjadi mursyid dan ijazah bai’at untuk khas dan ‘am.

Kegiatan-kegiatan Maulana Habib:
• Pengajian Thariqah tiap jum’at Kliwon pagi (Jami’ul Usul thariq al Aulia).
• Pengajian Ihya Ulumidin tiap Selasa malam.
• Pengajian Fath Qarib tiap Rabu pagi(husus untuk ibu-ibu)
• Pengajian Ahad pagi, pengajian thariqah husus ibu-ibu.
• Pengajian tiap bulan Ramadhan (untuk santri tingkat Aliyah).
• Da’wah ilallah berupa umum di berbagai daerah di Nusantara.
• Rangakain Maulid Kanzus (lebih dari 60 tempat) di kota Pekalongan dan daerah sekitarnya. Dan kegiatan lainnya.
Jabatan Organisasi:
• Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah.
• Ketua Umum MUI Jawa Tengah.
• Anggota Syuriyah PBNU.dll.

Dari : http://pondokpesantrenalhidayah.wordpress.com/2010/01/28/biografi-habib-luthfi-bin-ali-bin-yahya/

Sabtu, 12 Mei 2012

STOP FILM Perusak Aqidah!

STOP FILM Perusak Aqidah!
Senin, 29 Agustus 2011 | 19:42 WIB
Salah satu film perusak aqidah adalah Film “?” yang disutradarai oleh HANUNG BRAMANTYO dan diproduseri oleh ERICK TOHIR pimpinan MAHAKA PICTURE dan MAHAKA MEDIA yang menerbitkan HARIAN REPUBLIKA. Film “?” diiklankan seperempat halaman berwarna di Republika hari Kamis 7 April 2011 dengan tulisan besar di tengah iklan : “Masih pentingkah kita berbeda ?” Dan dalam deretan sponsor tertera logo tulisan “Republika”. Sehari sebelumnya, dalam Wawancara Eksklusif Republika yang menghabiskan satu halaman penuh, Hanung Bramantyo mempropagandakan film “?” dan menolak stempel pluralis mau pun liberalis untuk filmnya tersebut, dengan dalih “maksud” yang ada dalam hati dan benaknya tidak seperti yang “dipahami” orang lain.
Dalam kesempatan lain, sang sutradara menyebutkan hal- hal positif dalam filmnya untuk “menjustifikasi” hal-hal negatif dalam film tersebut yang disorot dan diprotes keras oleh masyarakat. Sang sutradara lupa atau pura-pura lupa bahwa pokok persoalannya bukan terletak pada hal-hal yang sudah positif, tapi justru terletak pada hal-hal negatif yang diprotes umat Islam. Lagi pula, walau dalam film tersebut ada berjuta kebaikan, namun jika dengan sengaja diselipkan suatu propaganda kesesatan, maka tetap sesat dan tetap akan jadi persoalan. Bahkan berjuta kebaikannya akan dipahami sebagai kamuflase untuk menutupi kesesatannya, sekaligus untuk dijadikan alasan justifikasi atas kesesatan tersebut.
Masyarakat awam adalah tingkatan kelompok orang yang lugu dan polos dengan pola pikir yang sangat sederhana. Mereka hanya “memahami” dari apa yang mereka dengar, lihat, tonton dan saksikan dari film tersebut, bukan “menafsirkan” apa yang dimaksud sang sutradara atau produsernya. Film “?” telah menyajikan sejumlah statement dan agenda yang memberi kesan kepada masyarakat awam sebagai berikut :
  • 1. Dalam film “?” ada adegan pendeta ditusuk, gereja dibom, restoran Cina diserang secara anarkis oleh sekelompok masyarakat muslim di Hari Lebaran, dan sekelompok pemuda muslim bersarung dan berpeci mencerca seorang Cina yang dibalas dengan bahasa Jawa yang artinya “Dasar Teroris Anjing”.
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya orang Islam itu bengis, biadab dan jahat. Walau pun dalam adegan penusukan pendeta dan pengeboman gereja tidak jelas pelaku dan motifnya, namun dengan rentetan adegan lainnya tersebut mengarahkan kesan kepada umat Islam.
  • 2. Dalam film “?” ada cerita tentang Rika yang semula muslimah, kemudian murtad masuk nashrani karena kecewa suami berpolygami. Rika pun berdalih bahwa kemurtadannya bukan berarti membenci atau pun mengkhianati Tuhan. Sepanjang cerita Rika ditampilkan sebagai sosok yang ideal, toleran, arif dan bijak. Ibu dan anak Rika yang semula menentang kemurtadan Rika, akhirnya bisa menerima. Dalam cerita ini ada narasi : “…semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang sama, dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.”
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya :
a. Syariat polygami itu buruk karena merusak rumah-tangga dan menyebabkan orang murtad.
b. Murtad itu bukan mengkhianati Tuhan, sehingga tidak mengapa orang murtad.
c. Rika murtad tapi ideal, toleran, arif dan bijak, sehingga orang murtad pantas untuk diterima secara baik.
d. Sikap Ibu dan anak Rika yang menentang kemurtadan Rika adalah sikap “tidak toleran”, sehingga akhirnya dikalahkan oleh sikap “toleran” dengan menerima kemurtadan Rika.
e. Semua agama benar dan sama menuju Tuhan yang satu. (-Pluralisme-).
  • 3. Dalam film “?” ada cerita tentang Surya yang bermain drama pada Hari Raya Paskah di gereja dengan peran menjadi Yesus. Sebelum pentas, Surya latihan Yesus disalib di dalam masjid, lalu direstui oleh Ustadz yang mengajar di masjid tersebut. Saat pentas di gereja pun banyak orang berpenampilan muslimin dan muslimat yang ikut berpatisipasi menonton dan membagikan bingkisan Paskah kepada jemaat gereja.
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya :
a. Orang Islam main drama di gereja dan berperan sebagai Yesus tidak mengapa.
b. Latihan drama Yesus disalib dalam masjid juga tidak mengapa.
c. Orang Islam ke gereja untuk ikut merayakan Paskah pun tidak mengapa.
d. Islam ke gereja , Yesus dan Salib ke Masjid sama saja. (-Pluralisme).
  • 4. Dalam film “?” ada cerita tentang Menuk, seorang wanita muslimah berjilbab, yang kerja di restoran Cina yang menjual dan menyajikan Babi. Saat shalat Menuk melaksanakan shalat di tempat kerjanya, dan saat tugas Menuk menghidangkan Babi dengan nyaman tanpa ada sikap galau atau pun riskan.
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya menjadi seorang muslim tidak harus menjadi halangan untuk menjual / memotong / menghidangkan Babi. Bahkan ada kesan untuk mengajak masyarakat untuk menghalalkan Babi. Walau pun pemilik restoran menyatakan dalam film tersebut bahwa alat masak untuk Babi harus dipisah dengan alat masak untuk Udang, Cumi dan Ayam, tapi ia juga menyatakan bahwa Daging Babi itu “lebih gurih”, tidak perlu bumbu apa pun seperti memasak Udang, Cumi dan Ayam.
  • 5. Dalam film “?” ada cerita tentang Tan Kat Sun pemilik restoran Cina penjual Babi, yang toleran terhadap karyawan muslimnya dengan mempersilahkan shalat, namun akhirnya mati pasca penyerangan restoran Cinanya oleh sekelompok orang Islam. Diceritakan juga bahwa restoran Cina penjual Babi tersebut di bulan puasa ramadhan merugi karena sepi pengunjung.
Kesan untuk masyarakat awam bahwa orang non muslim sangat toleran terhadap umat Islam, tapi tidak sebaliknya. Dan juga mengesankan bahwa pelanggan restoran Cina penjual Babi tersebut adalah umat Islam, sehingga ketika umat Islam sedang puasa Ramadhan maka restoran menjadi sepi pengunjung.
Selain itu semua, masih ada lagi adegan Asmaul Husna dibaca dengan nada sinis dan melecehkan oleh pendeta di dalam gereja. Lalu ibu kost berjilbab yang judes dan bakhil.
Berdasarkan itu semua maka Front Pembela Islam mengingatkan segenap umat Islam :
1. Bahwa agama yang benar adalah Islam, selain Islam tidak benar.
2. Bahwa Islam sangat menghargai perbedaan agama (Pluralitas), tapi menolak pencampur-adukan agama (Pluralisme).
3. Bahwa Islam menolak segala bentuk penodaan terhadap agama apa pun.
4. Bahwa “Murtad” bukan bagian kebebasan beragama, tapi merupakan penodaan agama.
5. Bahwa “Murtad” adalah perbuatan terkutuk dan merupakan dosa besar yang haram dilakukan oleh umat Islam. Pelakunya wajib bertaubat atau dihukum mati.
6. Bahwa Sepilis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme) adalah paham sesat dan menyesatkan bukan dari ajaran Islam.
7. Bahwa umat Islam haram mencampur-adukan aqidah dan ibadah dengan agama apa pun, termasuk merayakan hari besar umat beragama di luar Islam.
8. Bahwa Liberal adalah musuh besar Islam dan pembangkangan Liberal terhadap Allah SWT lebih Iblis daripada Iblis.
9. Bahwa umat Islam wajib tunduk dan patuh kepada Hukum Allah SWT.
10. Bahwa umat Islam wajib membela agamanya dari segala bentuk penodaan.

Selanjutnya Front Pembela Islam menyatakan :
  • 1. Bahwa Film “?” adalah FILM LIBERAL yang sesat dan menyesatkan, sehingga haram ditonton oleh umat Islam dan harus dilarang pemutarannya oleh pemerintah RI.
  • 2. Bahwa Erick Tohir dengan Mahaka Picture dan Mahaka Media serta Republikanya harus menarik film “?” dari peredaran, dan meminta maaf kepada umat Islam, serta berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahannya. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk memboikot Erick Tohir dan semua medianya.
  • 3. Bahwa Hanung Barmantyo harus menghentikan peredaran film “?”, dan bertaubat kepada Allah SWT, serta menyudahi sikap Liberalnya selama ini yang selalu menyerang Islam. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk menjadikannya sebagai musuh Islam.
  • 4. Bahwa Lembaga Sensor Film (LSF) tidak boleh meloloskan film apa pun yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film “?”, serta wajib melakukan reformasi kepengurusan agar tidak disusupi atau ditunggangi oleh unsur-unsur Liberal dari kelompok mana pun. Jika tidak, maka bubarkan LSF dan kembalikan wewenang perfilman kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi atau kementerian lain yang berkompeten.
  • 5. Bahwa semua anggota masyarakat diserukan untuk tidak membeli / menyewa / memutar / menonton / mensponsori film apa pun yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film “?”, dan diserukan pula kepada segenap anggota masyarakat untuk memboikot semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan peredaran film yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film “?”.
Akhirnya, Front Pembela Islam menyatakan perang terhadap semua film yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam.
                   Allahu Akbar !                         Allahu Akbar !                         Allahu Akbar !
Jakarta, 28 Ramadhan 1432 H / 28 Agustus 2011 M

PENCARIAN PEMILIK RUSUK INI

Ya Allah...
Yang Maha Pemurah

Terima kasih Engkau telah menciptakan dia...
dan mempertemukan ku dengannya.
Terima kasih untuk saat-saat indah..
yang dapat kami nikmati bersama.
Terima kasih untuk setiap pertemuan
yang dapat kami lalui bersama.
Ku datang bersujud dihadapanMU...
Sucikan hati ini ya Allah ...
Sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencanaMU dalam hidupku..

Ya Allah,
Jika aku bukan pemilik tulang rusuknya,
Janganlah biarkan aku merindukan kehadirannya...
Janganlah biarkan ku, melabuhkan hati ku dihatinya..
Kikislah pesonanya dari pelupuk mataku dan jauhkan dia dari relung hatiku...
Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari padaMU yang tulus murni...
dan tolonglah agar dapat ku mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Engkau ciptakan dia untukku ya Robb...
Maka satukan lah hati kami...
Bantulah diriku untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya...
Berikan ku kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya...
Ridhoi dia...
Agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima diri ini dengan segala kelebihan dan kekuranganku Sebagaimana telah Engkau ciptakan...
Yakinkanlah dia agar sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka dengan diriku...